Senin, 27 Juni 2011

Words

A man is b ut  the product of his thoughts. What he thinks, he becomes. Every great dream begins with a dreamer. always remember, you have within you the strength, the patience, and the passion to reach for the stars to change the world.

-Nehemia Budi Setyawan, Merpati Putih-

Kamis, 23 Juni 2011

Hati

Seseorang memberikan komentar tentang seniman ataupun sastrawan yang mendapatkan inspirasi dari cinta dan 'melulu' bicara tentang cinta. Tau kenapa? Karena kadang seseorang ingin didengar ketika bercerita. Lalu saat tidak ada orang yang ingin mendengar ceritanya, dia mencari media lain untuk menceritakannya dan supaya didengar orang (walaupun alasan itu tidak mutlak begitu). Sepertinya topik tentang cinta sangat membosankan. Jadi semakin sulit bagi seniman ataupun sastrawan supaya isi hatinya didengar, apalagi jika itu tentang cinta. Tahukah kenapa mereka seperti itu? Karena mereka ingin diperhatikan. (walaupun gak cuma mereka yang ingin diperhatikan)
Mungkin seperti saat ini. Saat aku sangat ingin "balas dendam" kepada seseorang. Sesuatu yang mungkin menyakitkan. Tapi aku bersyukur pada Tuhanku. Dia memberikan jalan ini. Uuhhmmm... what will it be like? nice..

Senin, 20 Juni 2011

Sastra dan Cinta

Sastra, atau dalam bahasa inggris disebut dengan Literature, masih memberikan makna yang membingungkan bagi orang-orang dan bahkan penulis untuk bisa memahami arti sebenarnya. Lebih mudah memahaminya dalam satu rangkaian kata, seperti dalam karya sastra. Orang pasti sudah mengenalnya, yaitu karya-karya seperti novel (prosa), drama, dan puisi. Namun, di luar semua itu, masih juga bingung dengan produk-produknya. Apakah cerpen bisa masuk sebagai suatu karya sastra? Apakah teenlit, chicklit, dan produk-produk semacam itu masih bisa dimasukkan ke dalam karya sastra?
Sastra sudah banyak berkembang. Banyak penulis yang tidak mengikuti pakem-pakem kuno dalam menulis karyanya. Karya-karya tersebut sering kali disebut sebagai karya kontemporer. Mereka lebih bebas mengekspresikan tulisannya tanpa harus mengikuti struktur monoton dari konsep lama. Introduction-Climax-Denouement, adalah satu konsep dalam karya prosa. Seiring berjalannya waktu, dunia sastra telah mengembangkan sayapnya dalam menciptakan suatu produk baru. Seiring dengan hal itu, berbagai teori dan pendekatan juga ikut berkembang. Tak hanya pendekatan strukturalis dan formalis yang digunakan untuk menganalisis suatu karya, melainkan pendekatan-pendekatan lain yang telah berkembang yang bisa menilik suatu karya dari berbagai sudut pandang. 
Sastra dan Cinta. Judul itu bertengger di puncak tulisan. Lalu apa makna dan hubungannya?
Sastra. Seseorang yang suka menulis puisi dianggap puitis dan romantis. Apalagi kalo yang ditulis tentang CINTA. Apa iya?Apakah harus menjadi seorang yang ahli sastra untuk bisa menulis puisi?
Sering kali sastra dikaitkan dengan cinta lewat puisi-puisi romantis yang dibalut dengan kata-kata nan puitis. Lalu ada pula drama yang melakonkan cerita sadis yang berakhir tragis. Ada pula rangkaian kalimat dalam prosa yang melibatkan emosi yang mendera. Sering kali cinta menjadi inspirasi dalam membuahkan suatu karya sastra. Bisa dilihat dan dipahami, bagaimana Shakespear memukau penonton dalam drama Romeo dan Julietnya yang gak ada matinya! Baik dalam pentas drama maupun layar bioskop. Walaupun tak sepenuhnya melulu tentang cinta, sebuah karya sastra rasanya kurang manis kalau tidak dibumbui dengan sekecap manisan cinta. Ada satu adegan dan bagian yang merujuk kata cinta.
Well....
Cinta selalu menjadi bumbu pemanis dalam setiap kerumitan sebuah karya sastra. Cinta menjadi salah satu sumber inspirasi bagi penulis-penulisnya. Sastra dan Cinta. Sepertinya menjadi hal yang  memang tak bisa lepas dan tak mampu untuk dilepaskan. 
Udah malem..
Bubug dulu ahh..
Nite guys..

Puisi (Cahaya Bulan) - Nicholas Saputra

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang t’lah lama kita ketahui
Apakah kau masih selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku
Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih
Lembah mandala wangi
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika ku dekap
Kau dekaplah lebih mesra
Lebih dekat
Apakah kau masih akan berkata
Ku dengar detak jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta

Cahaya bulan menusukku
Dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan pernah ku tau
Dimana jawaban itu
Bagai letusan berapi
Bangunkanku dari mimpi
Sudah waktunya berdiri
Mencari jawaban
Kegelisahan hati


*kadang manusia lupa akan hatinya. Lupa tentang dimana 'dia' berada. Adakah manusia masih memiliki hati, meski dia telah sering kali disakiti?*

Minggu, 19 Juni 2011

d' Butterfly

Kupu-Kupu

Teringat pada seorang teman, seorang mahasiswi ISI Surakarta jurusan seni murni yang sebagian besar pekerjaannya melukis. Ada dua lukisan hasil karyanya yang tergeletak di kamar. Saat ditegok, terlihat kupu-kupu terpasang cantik di sana. Lalu timbullah sebuah pertanyaan, "Kenapa selalu ada kupu-kupu di lukisanmu?" dan dia pun menjawab, "Aku ingin punya ciri khas. Dan itu memang ciri khasku". Lalu pertanyaan selanjutnya pun muncul, "Kenapa harus kupu-kupu?" dengan gamblang dia menjawab, "Karena kupu-kupu melambangkan wanita. Ada banyak macam dan jenisnya."
Well...
Lalu apa memang seperti itukah wanita? Banyak macam dan jenisnya?
Di kos memang hanya ada wanita, karena memang kos itu khusus untuk wanita saja. Kebanyakan memang sering mengangkat wanita sebagai bahan tulisan, materi lukisan dan kadang bahan obrolan. Baru saja seorang teman juga membahas masalah gender. Tentang hegemoni gender.
Nah...
Sebenarnya seperti apa konsep wanita itu?