Kamis, 28 November 2013

Untuk Kekasihku

Jow,, Kebersamaan ini harganya tak terkira Tak semahal sebungkus kacang rebus Tak semurah sampah Dulu aku pernah bersama banyak hal Kesendirian, yang paling sering menemani Kami sering bernyanyi bersama Ahh,, hanya lagu itu yang dinyanyikannya Entah untuk siapa Kadang aku memusuhinya Dia terlalu dingin dan penuh cerita sakit Apa aku menghujatnya? Ya,, kadang, atau mungkin sering Hingga suatu ketika, aku pun tersadar Ketika semuanya menjadi ada dan tiada Dia selalu menjadi setia Solo, 28.11.2013

Selasa, 24 September 2013

"Hati" yang Terabai

Apakah ada yang pernah mendengar kata 'bully' atau 'bullying'? Dalam kamus Meriam Webster, ada beberapa penjelasan mengenai kata 'bully' itu sendiri, antara lain seperti: bully (verb) : to frighten, hurt, or threaten (a smaller or weaker person) : to act like a bully toward (someone) : to cause (someone) to do something by making threats or insults or by using force Full Definition of BULLY (transitive verb) 1 : to treat abusively 2 : to affect by means of force or coercion (intransitive verb) : to use browbeating language or behavior : bluster Bullying merupakan aksi yang sering kali muncul pada kehidupan sosial anak-anak, dan sering kali muncul di lingkungan mereka seperti di sekolah. Bullying merupakan tindakan yang agresif yang tidak diinginkan di antara anak-anak usia sekolah yang terlibat dan mengalami ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korbannya. Tindakan ini seringkali berulang. Baik pelaku maupun korban sama-sama memiliki masalah serius yang berkepanjangan. Suatu tindakan dianggap sebagai bullying apabila tindakan tersebut agresif dan mencakup: Kekuatan yang tidak seimbang: anak-anak yang melakukan tindakan 'bully' menggunakan kekuatan mereka seperti kekuatan fisik, akses untuk menyebarkan informasi, atau popularitas, untuk mengontrol atau menyakiti sesama. Kekuatan yang tidak seimbang ini bisa berubah-ubah dan pada situasi yang berbeda, meskipun mereka melibatkan orang yang sama. Berulang-ulang: tindakan 'bully' dilakukan lebih dari sekali atau berpotensi untuk terjadi lagi dan lagi. Bullying mencakup aksi seperti mengancam, menyebarkan rumor, menyerang seseorang secara verbal atau fisik dan mengucilkan seseorang dari pergaulan. Secara umum, ada 3 tipe bullying, yaitu: Verbal bullying , yaitu hal-hal dalam bentuk perkataan atau tulisan. Verbal bullying mencakup: Menggoda Panggilan, julukan Kata-kata berbau seksual yang tidak pantas Mengejek Mengancam Social bullying, kadang mengacu pada tindakan intimidasi terhadap suatu hubungan sosial, seperti merusak reputasi atau hubungan sesorang. Social bullying mencakup: Mengucilkan seseorang dengan sengaja Mengatakan pada anak lain untuk tidak berteman dengan korban Menyebarkan rumor tentang seseorang Mempermalukan seseorang di depan umum Physical bullying mencakup tindakan yang menyakiti tubuh seseorang. Hal ini di antaranya yaitu: Memukul/menendang/mencubit Meludahi Menjegal/mendorong Merusak atau mengambil barang milik orang lain Melakukan gerak tubuh yang mengisyarat kekasaran/kekerasan (diambil dari http://www.stopbullying.gov/what-is-bullying/definition/index.html ) Lalu, dimana saja bullying ini bisa terjadi? Pada umumnya, bullying sering kali terjadi di lingkungan sekolah. Intimidasi terhadap anak oleh guru, antar-teman atau pihak-pihak yang ada di sekolah tersebut. Bisa dalam berbagai kesempatan pula, seperti saat pelajaran berlangsung, saat istirahat, pulang sekolah atau bahkan saat jam ekstrakurikuler. Seringkali anak-anak korban bully mengatakan bahwa mereka 'dinakali' temannya. Hal ini merupakan salah satu contoh dari bullying action yang terjadi pada siswa sekolah. Akan tetapi, bullying sebenarnya tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah saja. Hal yang jarang sekali diperhatikan adalah tindakan bullying yang terjadi dalam keluarga, tempat kerja, suatu hubungan,dan masih ada yang lainnya..

Sebuah Konsistensi (emosi)

Jiwa,, menjadi sesuatu hal yang sulit dilihat karena tak ada wujudnya. Tak nampak aslinya dan sering kali berubah-ubah. Namun anehnya, dia bisa diamati. Jiwa cenderung disandingkan dengan emosi. Emosi sebagai bagian dari jiwa itu sendiri. Sebagai sebuah elemen yang tak nampak, namun bisa dirasakan. Emosi jiwa, mood, hasrat,, tak bisa dikendalikan kecuali si empunya itu sendiri. Letaknya tak jelas, di kepala atau di hati? Ego atau superego? Ketika semua hal itu menjadi tidak jelas, maka jadinya kacau. Kepala tidak mampu menampung pikiran-pikiran yang terus menyeruak keluar. Produksinya terlalu memancar dan malah berlebihan. Tidak ada wadah yang bisa memuatnya. Maka jadinya tumpah. Jiwa,, Emosi,, Tanpa bisa mengoreksi saat dia sudah mengalir. Hanya kendali.. Kendali diri,, Jiwa-jiwa yang terkoyak tanpa budi,,

Selasa, 17 September 2013

menulis,, (lagi)

dan ketika menulis lagi itu menjadi sebuah janji,, pada kekosongan waktu yang tak melihat bagaimana jarum jam berdetik tanpa tanda tanya,, berjalan seperti biasanya,, berlari hingga ke ujung senja di cakrawala.. menulis lagi adalah sebagian dari hidupku. kekosongan itu telah kembali setelah sekian lama berkelana tak mengenal waktu. katanya mencari inspirasi. telah berapa lama dia mencari yang dia sebut sebagai jati diri. satu titik ini semoga menjadi pengharap karena waktu berlari tak kembali. merekam peristiwa yang tak terekam waktu. merekam jeda yang sempat terlewatkan. merekam memori yang (hampir) terlupakan..